5 Puisi Tentang Senja
![]() |
Senja yang Indah |
Senja di Ujung Langit: Ketika Warna Emas Menyapa
Di ujung langit, senja memeluk lembut,
Menyebar warna emas dalam pelukan angin.
Horizon merona, seperti bibir yang membisu,
Menyisakan rasa dalam malam yang hening.
Kerlap-kerlip cahaya menari lembut,
Membingkai langit dalam balutan merah.
Kapal-kapal melintas, membentuk bayangan,
Dalam kemerahan yang perlahan pudar.
Hingga bintang-bintang muncul dalam keremangan,
Menari dalam kisah senja yang mendalam.
Senja yang Memudar di Pelukan Malam: Menyimpan Jejak Kenangan
Ketika senja memudar di pelukan malam,
Kehangatan terakhir menghilang di cakrawala.
Gemerisik angin menari lembut,
Menyapaku dalam kerinduan yang samar.
Silhouette pohon menjulang dalam cahaya redup,
Bayang-bayang panjang membelai tanah.
Di setiap helai awan yang perlahan hilang,
Ada cerita yang tak pernah usai.
Senja, seperti sebuah kenangan,
Menuntunku ke dalam misteri gelap.
Cinta dalam Senja: Menemukan Kehangatan di Balik Warna Jingga
Senja hadir dengan lembutnya warna,
Seperti pelukan hangat seorang kekasih.
Di saat matahari menunduk malu,
Hatiku terbuka, menyambut keindahan.
Kecupan lembut angin menyapa lembut,
Membawa harum tanah basah dan rindu.
Di setiap cahaya yang merembes lembut,
Kita menemukan kenangan lama.
Senja mengajarkan cinta dalam diam,
Yang abadi dalam kilau merah jingga.
Melodi Senja di Cakrawala: Harmoni antara Siang dan Malam
Di balik tirai senja, ada melodi lembut,
Piano langit yang dimainkan angin.
Nada-nada jingga, biru, dan merah,
Menyanyikan lagu tentang perpisahan dan harapan.
Gelombang laut menambahkan nada lembut,
Berkumpul dengan suara burung pulang ke sarang.
Kepak sayap burung menambah harmoni,
Di sore yang berakhir dalam hening.
Melodi senja, sebuah simfoni abadi,
Mengisi ruang di antara siang dan malam.
Refleksi Senja di Permukaan Air: Menyimpan Keindahan dalam Kedamaian
Senja, sebuah lukisan dalam refleksi,
Cermin keindahan yang membelai bumi.
Warna-warna lembut mengalir di permukaan,
Menyimpan cerita yang tak terungkapkan.
Gelombang lembut membelai permukaan air,
Membentuk pola yang menari dalam tenang.
Di sepanjang jalan yang dicerahkan senja,
Kita melangkah dalam kedamaian.
Hati ini terisi dengan keindahan,
Yang hanya bisa dinikmati saat malam mendekat.
Nganjuk, 11 September 2024